Hari ini aku tidak bisa datang ke
sekolah untuk memberantas zombie, karena badanku lemas, panas dan kepalaku
teraa sakit akibat suntukan antizombie, dan sahabatku zaki nekat datang ke
sekolah untuk memberantas zombie seorang diri.
Zaki pun memulai dengan menyusuri
kamar mandi bagian selatan sekolah, lokasi itu adalah lokasi yang berbahaya
karena dari segi ruangannya sangat berpotensi bagi zombie – zombie untuk
menempati lokasi itu. Zaki mulai mengecek kamar mandi satu persatu dengan sikap
siaga dengan senjatanya yang ditodongkan ke kamar mandi. Untungnya saja tidak
ada zombie yang mendiami kamar mandi.
Lalu
zaki meneruskan penyisirannya dan terlihat ada zombie yang berdiri di pojok
dekat pintu dalam. Melihat dan merasakan keberadaan zaki berada di situ, zombie
itu sontak berjalan dengan menyeret satu kakinya yag terlihat patah. Dengan
cepat zaki tanpa ragu membunuh zombie itu tepat dikepalanya. Dan ternyata di
ruangan itu zombie tadi itu hanyalah satu dari beberapa zombie di ruangan kelas
itu, dengan jantung berdebar,. Zaki masuk ke kelas itu dan menebas habis dengan
senapannya sebelum semua zombie menghampirinya.
Merasa
di bawah tidak aman, zaki langsung naik ke lantai 2, berharap kalau dia memang
dikejar zombie, dia akan dengan mudah turun ke lantai 1 dengan tali yang sudah
dipasang kemarin sebelum kami pulang. Setelah sampai di lantai 2, badan zaki
terasa kaku dan serasa tidak bisa berbuat apa – apa, sedang dia hanya membawa 1
senjata assault dan satu pistol berisikan 6 peluru saja. Zombie – zombie
dibawah sepertinya merasakan kehadiran zaki dan terdengar suara desahan zombie
dan suara langkah zombie yang mulai mendekat. Namun, zaki bukanlah orang yang
mudah menyerah, dia perlahan mulai bisa membaca situasi dan melihat peluang.
Dengan
perlahan dia melangkah kan kaki dan menembaki zombie – zombie yang mulai
terlihat dan tepat mengenai kepala mereka. Itu bukanlah hal sulit bagi zaki, di
game FPS dia juga sangat mudah menembakkan tepat di kepala lawannya. Dia selalu
di peringkat teratas jika bermain game genere FPS.
Beberapa
zombie pun telah jatuh tersungkur di lantai
dan mati. Namun, jarak mereka yang masih hidup semakin dekat. Zaki pun
berjalan mundur mengatur jarak dengan zombie itu dan zombie – zombie itu pun
juga tetap terus saja mengejar zaki. Zaki pun telah sampai pada gantungan tali
yang dipasang kemarin, dia langsung turun kebawah dengan tali itu, dan
menembaki zombie – zombie dari bawah.
Zaki
yang sudah kelelahan, tidak tau lagi harus berbuat apa, sedang zombie – zombie
itu tetap saja mengejarnya seolah – olah mereka itu tidak mengenal lelah. Zaki
berlari dan memasuki kelas X TKJ, untung saja disana tidak ada zombienya. Zaki
masuk dan mangsung saja menutup pintu rapat – rapat dan menghalangi pintu itu
denganmeja – meja yang ada didalam kelas.
Zaki
berkata “apakah aku bisa bertahan lebih lama lagi?”. Sembari beristirahat di
pojok kelas dengan nafas yang terengah – engah, jantung pun masih berdebar
keras. Bayangan para zombie terlihat dari jendela buram yang ada di setiap sisi
kelas, suara langkah seretannya pun terdengar jelas. Tanpa disangka, ada zombie
yang sanggup memecahkan kaca jendela kelas, duassss!! Kaca jendela pecah dan ada
1 zombie yang memasuki kelas lewat
jendela pecah itu.
Zombie
itu seakan tau kalau zaki tidak bisa lari kemana – mana zombie itu dengan
perlahan mendekati zaki. Karena zaki tidak bisa kemana – mana lagi dan semua
amunisinya habis, serta tubuh yang semakin gemetar, dia pun pasrah. Dia
memejamkan matanya dan tidak ingin menyaksikan dirinya berubah menjadi zombie.
Zombie disana langsung berteriak dengan suara yang seram dan langsung lari ke
arah zaki!, kira – kira zaki berada di jarak 1 meter dari zombie itu.
Sebelumnya,
aku sudah berada di sekolah disaat zaki sembunyi di kelas 10 TKJ itu,. Lalu aku
tau ada yang tidak beres, lekas aku mengikuti zombie yang memecah kaca tadi.
Aku datang di saat yang tepat., sebelum zombie itu menggigit zaki, aku menembak
zombie itu terlebih dahulu tepat di bagian belakang kepalanya. Zombie itu pun
terjatuh dan berteriak, lalu aku selesaikan dengan menebakkan beberapa peluru
lagi ke wajahnya.
Sebelumnya,
sekitar pukul 09:00 pagi, badanku mulai, sudah tidak sesakit tadi pagi waktu
bangun tidur. Ketika aku melihat sms dari zaki dan zaki bilang kalau dia mau ke
sekolah sendirian, aku merasa takut dan khawatir akan keselamatan zaki, ditambah seluruh amunisi ada dirumahku.
Walaupun badanku tidak begitu fit, dan sesekali kapalaku terasa sakit, aku menyiapkan
semua keperluan dan aku bawa semua amunisi yang ada untuk berjaga – jaga.
Sampai
disekolahan, aku mendengar suara banyak zombie di kelas 10 TKJ, setelah aku
intip ternyata memang banyak zombie disana, untung saja kali ini aku
memakai silencer di senjataku, dan aku
juga mengeluarkan alat pemanggil zombie yg aku gunakan kemarin,. Sebenarnya ini
bukan alat pemanggil zombie, hanya saja suara yang ditimbulkan alat ini bisa
membuat zombie itu mengikuti alat ini.
Setelah
aku tembaki beberapa zombie, dan ku nyalakan alat pemanggil zombie itu di kamar
mandi tengah dan aku segera naik ke tangga tengah sambil bersiaga melihat di
lantai dua dan lantai satu dimana zombie – zombie pada menghampiri asal suara
alat itu.
Setelah
aku melihat semua zombie telah mengerumuni di depan pintu kamar mandi, dengan
mengendap – endap aku turun dan pergi ke kelas 10 TKJ. Karena aku penasaran ada
apa di kelas itu, maka aku mengikuti zombie yang masuk lewat jendela yang
pecah. Aku melihat zaki berhadapan dengan sesosok zombie dan secara cepat aku
langsung masuk kelas dan membidik zombie itu tepat di bagian kepalanya,.
Zombie
itu berteriak dan berlari ke arah zaki, dengan siap aku menembak zombie itu
tepat di kepalanya. Ku lihat pada saat itu pupil mata zaki terlihat membesar
dan nafasnya terengah – engah, keringatnya pun bercucuran deras. “Thanks Jim”
kata zaki kepadaku, “kau tidak apa – apa kan zak?” tanyaku, “aku gapapa jim,
untung aja dia belum nggigit aku, entah jadi apa aku kalo kamu ga datang”
jawabnya. “okelah, sebaiknya sekarang kita keluar dari sini, disini udah ga
aman” lanjutku.
Untung
saja aku datang, dan berhasil menyelamatkan sahabatku, setelah itu kami menuju
belakang sekolah dan semoga saja gerbang belakang sekolah tidak dikunci, karena
kalau sampai kekunci, kami harus melompat pagar agar bisa keluar. Karena pagar
tengah sudah pasti terkunci juga.
Sebelum
kami sampai ke gerbang belakang sekolah, kami melihat pergerakan di Lab
Pemasaran, lalu aku copot silencer dari senjataku dan menembakannya ke atas.
Duarr..!! lalu terdengar suara jeritan cewek yang nyaring. “buset,! Dia manusia
bukan jim?” tanya zaki. “wuhw, ! itu manusia! Kalau zombie tidak mungkin dia
bisa menjerit seperti itu,”
Kami
lekas melihat ke dalam Lab Pemasaran, dan aku seperti melihat ada cewek yang
sedang bersembunyi. Ku hampiri cewek itu dan aku tanya “heh, siapa kamu?”. Lalu
cewek itu pun berdiri dan menjawab pertanyaanku “ini aku,,, Sarah..”. ternyata
dia sarah, salah satu siswa yang selamat dari inveksi.
Bersambung...
0 komentar:
Posting Komentar