Kami berhasil membunuh ketiga zombie yang menghadang kami di tangga. Namun, setelah ketiga zombie itu mati,kulihat di belakang,. Ku lihat para zombie yang lain keluar dari persembunyian mereka. Kami pun lari sekencang – kencangnya menuju luar area sekolah, dan kami menyusun strategi untuk esok hari. “sebelum kita menangkap biang dari masalahini, kita masih sulit untuk membunuh zombie yang ada di sini..!!” kata Zaki,.“ya, kau benar,,. Besok aku akan membawa lem lalat untuk menjebak lalat sumbermasalah itu” jawabku,. “Kau yakin itu akan berhasil?”Tanyanya lagi. “Lalat tetap saja lalat, tinggal kita beri umpan, maka ia akan memakan umpan kita”. Zakiterlihat paham, lalu dia bertanya lagi “apakah kamu tau ciri – ciri lalat yangkita cari itu jim?”. “Rencananya sih aku akan menanyakan hal itu ke Prof. Bramantyo Zak., juga aku pengen minta amunisi lagi zak kalau boleh, sebab amunisi kita sudah hampir habis” jelasku. “Lalu akan kamu letakkan dimana perangkap itu?” Zaki semakin penasaran,. Kujawab saja “Lihat sajalah besok,sekarang kita pulang dulu”
Sampai dirumah, aku bertanya dan mencari informasi lebih banyak dari prof. Bramantyo. Dan syukurlah, aku mendapatkan beberapa informasi baru. Sekitar pukul 08:00 pagi, aku dan Zaki bertemu di luar area sekolah, dia pun langsung bertanya kepadaku “Gimana jim?Ada info apa? Kau bawa lem latatnya kan?”. “Sabar zak.. sabar..” sahutku.“Iya,. Gimana??” tanyanya lagi. Lantas ku jawab “Aku tau ciri – ciri lalat pembawa virus itu,. Ciri – cirinya adalah di bagian belakang tubuhnya itu berwarna putih. Dan aku juga sudah membawa lem lalat beserta umpannya”. “Kau yakin ini akan berhasil? Apa rencanamu?” Tanya Zaki lagi. “Begini, kita tempatkan perangkap lalat ini di tiga titik,. Dan di salah satu titik ter strategis, kita beri alat ini” jelasku sambil mengeluarkan alat berbentuk kotak kecil. “Apaitu?” tanya Zaki singkat. “ini adalah alat pemanggil serangga,. Namun yang inisudah aku setting ke frekuqensi pendengaran lalat,. Jadi kalau settingan kubenar, hanya lalat saja yang akan terpanggil” jealsku lagi. Zaki tersenyum dan berkata “Bagus, alatmu itu akan memperbesar peluang kita untuk mendapatkan lalat itu”. “Ya. Begitulah “ jawabku singkat.
Lalu kami pasang perangkap lalat itu di tiga tempat,. Yaitu di dekat gerbang tengah, di dalam Lab. Pemasaran,dan di depan ruang guru lantai dua. Aku yakin lalat pembawa virus itu masih disekitar sekolah. Dan alat pemanggil serangga itu aku letakkan di dekat perangkap yang terletak di dekat gerbang tengah. Zaki bertanya “Sekarang apayang kita lakukan?”,. Dan kujawab dengan singkat “Mari Ke Atas”. Aku sudahmenyiapkan tak-tik bagaimana bisa membunuh banyak zombie tanpa menghabiskan banyak peluru. Menurutku, satu – satunya cara adalah dengan menembak tepat dikepala zombienya (Head Shot!). “Baiklah, apa rencanamu?” Tanya Zaki. “Kita pancing mereka dengan ini” jawabku sambil mengeluarkan alat berbentuk kotak kecil yang lain. “Apa lagi itu jim?” tanya Zaki singkat. Lalu ku jelaskan “Ini tu alat yang bisa membuat suara sangat bising di gelombang tinggi. Mungkin saja zombie itu akan mendengar suaranya dan menghampiri suara ini,”.
Lalu kami berlindung di balik tembok,. Dan saat Zaki mengintip ada tiga zombie yang menatap zombie mati yang ku bunuh tadi. Zaki berbisik “Lihatlah zombie bodoh itu, mereka mungkin tidak tau kalau kita disini”, “itu karena mereka tidak bisa mendengar suara kita, mungkin pendengaran mereka tidaksempurna” jawabku berbisik. “Tapi mengapa mereka tidak bisa melihat gerak –gerik kita?” tanyanya lagi. Ku jawab dengan bisikan “mungkin karena ini siang hari, mereka sulit melihat, karena indera mereka mungkin sudah seperti kelelawar”.
Zaki lalu berkata “hmm, gitu”. Laludia berdiri dan menembak zombie-zombie itu, namun karena dia terlalu bersemangat, satu magazine amunisi pun habis untuk menembaki tiga zombie. Ya,karena dia terlalu bersemangat, dan suara tembakan itu sangat keras, itu memancing zombie – zombie yang lainnya keluar, bukan Cuma keluar dari perpustakaan, namun juga keluar dari tangga belakang sekolah.
Aku sudah muak dengan hal menghemat peluru. Karena setelah aku pikir, kalau menghemat pelurutidak ada asyiknya. Di film – film yang pernah ku tonton, tokoh yang membawa senjata,. Mereka jika menembaki zombie – zombie pasti tidak memikirkan jika peluru sudah habis. Karena ini masalah antara hidup dan mati. Dan setelah aku bunuh tiga zombie tanpa memikirkan peluru. Ternyata itu asyik, da keren, dan sepertinya zaku juga berfikir seperti itu,. Lalu Zaki bertanya kepadaku “Hey jim, kau sudah tidak peduli dengan peluru” dengan tersenyum kepadaku. “ahh, aku muak dengan peluru. Abis ya abis .. nanti kalo habis kita gunakan apa yang ada kan bisa,, hahaha”
Bersambung..
0 komentar:
Posting Komentar