Subscribe:

Kamis, 21 Agustus 2014

Zombies At School – episode 2 ( Surat Dari Proffesor )





Semenjak hamper ditangkap oleh 3 zombie, malam itu pun aku langsung memberikan semua informasi yang aku dapatkan kepada peneliti jogja itu melalui eMail, dan juga tak lupa aku memberitahu mereka bahwa kami tidak sanggup untuk membunuh semua zombie yang ada karena kami tidak punya senjata yang efektif. Peneliti itu pun menanyakan alamat rumahku, lalu tanpa piker panjang aku kasih lah alamat rumahku ke peneliti itu.


Pagi harinya, dimana aku mau berangkat ke sekolah, ternyata di depan rumahku ada 2 koper besar berwarna hitam. Aku sempat takut, jangan – jangan itu BOM..! namun setelah aku baca memo yang ada di atas koper itu, aku lekas tidak khawatir. Diatas koper itu ada seculik memo yang isinya adalah



Di dalam rumah, aku buka koper itu, dan betapa terkejutnya aku, di dalam koper tersebut isinya adalah senjata jenis assault rifle, sub machine gun, dan pistol lengkap dengan magazine dan peluru amunisi. Tanpa piker panjang, aku bawa sebagian senjata itu untuk aku dan Zaki.

Sampai di sekolah, Zaki bertanya kepadaku “Jadi, kita akan membunuh 1 zombie lagi hari ini?”. “Mungkin bisa lebih dari satu zak” jawabku sambil membuka tas dan mengeluarkan isinya. “Wow wow, apa kau sudah gila? Darimana kau mendapatkan semua senjata ini?” tanyanya sambil kaget. “Proffesor Bramantyo lah yang member semua ini zak. Kita disuruh untuk membantai zombie – zombie yang ada disini karena rasa penasaran kita telah membuat kita ikut campur dalam masalah ini” jelasku.

“Mengapa  tidak para ilmuan lah yang menangani masalah ini?” Zaki kembali bertanya. Lekas ku jawab “Setahuku, kini mereka sedang berusaa membuat vaksin dari virus ini”. Zaki kembali bertanya “mengapa para ilmuan tidak memanggil densus 88, polisi, atau TNI ?”. “Para ilmuan itu tidak ingin masalah ini tersebar di seluruh Indonesia zak, mungkin mereka malu”. “Jadi sekarang ini tergantung dari kita?” Tanya Zaki singkat. “Ya, sampai kita bisa berhasil menangkap lalat menjengkelkan itu dan memusnahkan semua zombie yang ada” jelasku. “yaudah, senjata udah siap dan oke.. langsung aja kita bantai mereka” kata Zaki dengan bersemangat.

Seperti hari kemarin, penyisiran kami awali dari lantai satu,.  Sewaktu menyusuri kamar mandi belakang, yang tempatnya gelap dan ampek, satu persatu pintu kamar mandi aku buka dengan kakiku karena kedua tanganku sedang fokus membidikkan senjata,. Untung saja semua kamar mandi belakang aman. Belum satu pun kamar mandi di situ didiami oleh zombie. Lalu kami menyisir kelas – kelas di lantai 1 dan hasilnya sama. Belum ada zombie di dalamnya.

Setelah kami mau melewati ruangan Lab. Pemasaran, aku melihat ada satu zombie yang berdiri di pojok ruangandengan muka putih dan dari tatapan matanya terlihat kosong dan tidak fokus, lebih mirip hantu yang ada di film – film. Dan di tangannya terdapat seperti lumut atau cairan menyerupai bubur nanah berwarna hijau yang menjijikkan.



Melihat zombie berada di dalam Lab tadi, aku pun langsung merunduk dan menyuruh zaki merunduk juga. Zaki bertanya “ada apa jim?”. Aku lekas mendekati pintu dengan berjongkok dan menembaki zombie itu. Setelah zombie itu tersungkur ke lantai, baru aku menjawab pertanyaan zaki “Ada zombie yang mati tuh..”. Lalu aku berfikir sejenak. Jika lantai satu sudah ada zombie, berarti jumlah zombie di sekolah ini sudah bertambah,. Secara kemarin di lantai satu belum ada zombienya.

Waktu keluar dari Lab. Pemasaran, aku tengok kanan dan aku melihat ada zombie lagi yang ingin menyerang kami. Mungkin zombie itu mendengar suara peluru yang aku tembakkan tadi. Zombie itu berada di depan kami sekitar 10 meter jaraknya. Zaki pun langsung mengambil pistolnya, padahal dia membawa senjata jenis assault rifle juga. Zaki berkata “Nih, rasain peluru dari Desert Eagle” lalu menekan pelatupnya dan terdengarlah suara tembakan yang amat keras. Namun ternyata, zombie itu masih menghampiri kami,. Zaki pun berkata “Gila..!! dia belum mati ? nih peluru engga mempan?”, lantas Zaki menembaki zombie itu lagi dengan tembakan sebanyak dua kali dan zombie itu baru terjatuh dan sepertinya mati.

Perlahan – lahan aku mulai mengerti sepenuhnya keadaan di sekitar sini, aku juga baru tahu kalau zomie ini lebih kebal daripada manusia. Ini membutuhkan peluru ekstra, karena zombie – zombie itu cukup kebal. Lalu kami melanjutkan menyisir ke lantai dua, hari ini kami ingin langsung menuju checkpoint. Yaitu di perpustakaan sekolah, yang terletak di lantai dua dan paling timur. Karena disana tempatnya gelap dan pengap, sehingga kami kira zombie – zombie itu berada di sana. Sampai di depan pintu perpustakaan, terlihat pintu perpustakaan dalam keadaan tertutup. Dan diluar sini sudah tercium bau busuk. Maka tidak salah lagi zombie – zombie itu memang mengurung diri mereka di dalam perpustakaan.

Kami pun mencoba memperkirakan ada berapa zombie di dalam sana, kami tidak asal dobrak, jika ada puluhan zombie didalam dan mereka semua mengejar kami, maka usaha kami akan sia – sia. Zaki bertanya “Kenapa tidak langsungkita dobrak aja pintunya?”. Aku menjawab dengan nada rendah “ssstt,,. Jangan berisik, sekarang pikirkan kalau didalam sana ada puluhan zombie yang siap menginfeksi otak kita”. “Darimana kau tau kalau di dalam ada puluhan zombie?” Tanya zaki,. “fokus zak,,. Percayalah pada instingmu,. Instingku bilang disana ada sekitar 25 Zombie..!!” jawabku. Zaki terkejut “Buset.. kalo gitu mending kita cari taktik lani saja,, ayo cepat keluar dari sini !!”



Setelah kami memutuskan pergi dari ruangan depan perpustakaan, kami menuju belakang sekolah. Sewaktu kami meninggalkan tempat tersebut, tiba – tiba pintu perpustakaan terbuka dengan sendirinya dan aku melihat banyak zombie didalam ruangan itu. “CEPAT LARI ZAK,,!!!” teriak ku,,. Kami pun lari sekencang – kencangnya sampai pojok barat lantai dua sekolah. Zombie – zombie itu ternyata tdak mengejar kami, mungkin karena pada saat ini sekitar pukul 12:00 siang dan cuaca sangat terik, mungkin mereka takut sinar matahari.

Kami lekas akan turun memalui tangga di timur sekolah, namun langkah kamii terhenti karena ada 3 zombie yang berada di bawah tangga. Zombie itu melihat kami..!! mereka langsung mencoba menaiki tangga,. Sudah pasti mereka ingin menangkap kami,,. Kami dengan cepat menodongkan senjata kami dan menembaki mereka dan salah satu dari zombie itu berhasil aku tembak tepat di kepalanya (headshot). Tiga zombie itu sudah mati, aku melihat ke belakang dan melihat sekumpulan zombie dari perpustakaan ada yang mampu keluar dari ruang perpustakaan,,. Sontak kami lari menuruni tangga barat dan menyelamatkan diri ke belakang sekolah.

Bersambung….

0 komentar:

Posting Komentar