Semenjak hamper ditangkap oleh 3
zombie, malam itu pun aku langsung memberikan semua informasi yang aku dapatkan
kepada peneliti jogja itu melalui eMail, dan juga tak lupa aku memberitahu
mereka bahwa kami tidak sanggup untuk membunuh semua zombie yang ada karena
kami tidak punya senjata yang efektif. Peneliti itu pun menanyakan alamat
rumahku, lalu tanpa piker panjang aku kasih lah alamat rumahku ke peneliti itu.
Pagi harinya, dimana aku mau
berangkat ke sekolah, ternyata di depan rumahku ada 2 koper besar berwarna
hitam. Aku sempat takut, jangan – jangan itu BOM..! namun setelah aku baca memo
yang ada di atas koper itu, aku lekas tidak khawatir. Diatas koper itu ada
seculik memo yang isinya adalah
Di dalam rumah, aku buka koper
itu, dan betapa terkejutnya aku, di dalam koper tersebut isinya adalah senjata
jenis assault rifle, sub machine gun, dan pistol lengkap dengan magazine dan peluru
amunisi. Tanpa piker panjang, aku bawa sebagian senjata itu untuk aku dan Zaki.
Sampai di sekolah, Zaki bertanya
kepadaku “Jadi, kita akan membunuh 1 zombie lagi hari ini?”. “Mungkin bisa
lebih dari satu zak” jawabku sambil membuka tas dan mengeluarkan isinya. “Wow
wow, apa kau sudah gila? Darimana kau mendapatkan semua senjata ini?” tanyanya
sambil kaget. “Proffesor Bramantyo lah yang member semua ini zak. Kita disuruh
untuk membantai zombie – zombie yang ada disini karena rasa penasaran kita
telah membuat kita ikut campur dalam masalah ini” jelasku.
“Mengapa tidak para ilmuan lah yang menangani masalah
ini?” Zaki kembali bertanya. Lekas ku jawab “Setahuku, kini mereka sedang
berusaa membuat vaksin dari virus ini”. Zaki kembali bertanya “mengapa para
ilmuan tidak memanggil densus 88, polisi, atau TNI ?”. “Para ilmuan itu tidak
ingin masalah ini tersebar di seluruh Indonesia zak, mungkin mereka malu”.
“Jadi sekarang ini tergantung dari kita?” Tanya Zaki singkat. “Ya, sampai kita
bisa berhasil menangkap lalat menjengkelkan itu dan memusnahkan semua zombie
yang ada” jelasku. “yaudah, senjata udah siap dan oke.. langsung aja kita
bantai mereka” kata Zaki dengan bersemangat.
Seperti hari kemarin, penyisiran
kami awali dari lantai satu,. Sewaktu
menyusuri kamar mandi belakang, yang tempatnya gelap dan ampek, satu persatu
pintu kamar mandi aku buka dengan kakiku karena kedua tanganku sedang fokus
membidikkan senjata,. Untung saja semua kamar mandi belakang aman. Belum satu
pun kamar mandi di situ didiami oleh zombie. Lalu kami menyisir kelas – kelas
di lantai 1 dan hasilnya sama. Belum ada zombie di dalamnya.
Setelah kami mau melewati ruangan
Lab. Pemasaran, aku melihat ada satu zombie yang berdiri di pojok ruangandengan
muka putih dan dari tatapan matanya terlihat kosong dan tidak fokus, lebih
mirip hantu yang ada di film – film. Dan di tangannya terdapat seperti lumut
atau cairan menyerupai bubur nanah berwarna hijau yang menjijikkan.
Melihat zombie berada di dalam
Lab tadi, aku pun langsung merunduk dan menyuruh zaki merunduk juga. Zaki
bertanya “ada apa jim?”. Aku lekas mendekati pintu dengan berjongkok dan
menembaki zombie itu. Setelah zombie itu tersungkur ke lantai, baru aku
menjawab pertanyaan zaki “Ada zombie yang mati tuh..”. Lalu aku berfikir
sejenak. Jika lantai satu sudah ada zombie, berarti jumlah zombie di sekolah
ini sudah bertambah,. Secara kemarin di lantai satu belum ada zombienya.
Waktu keluar dari Lab. Pemasaran,
aku tengok kanan dan aku melihat ada zombie lagi yang ingin menyerang kami.
Mungkin zombie itu mendengar suara peluru yang aku tembakkan tadi. Zombie itu
berada di depan kami sekitar 10 meter jaraknya. Zaki pun langsung mengambil
pistolnya, padahal dia membawa senjata jenis assault rifle juga. Zaki berkata
“Nih, rasain peluru dari Desert Eagle” lalu menekan pelatupnya dan terdengarlah
suara tembakan yang amat keras. Namun ternyata, zombie itu masih menghampiri
kami,. Zaki pun berkata “Gila..!! dia belum mati ? nih peluru engga mempan?”,
lantas Zaki menembaki zombie itu lagi dengan tembakan sebanyak dua kali dan
zombie itu baru terjatuh dan sepertinya mati.
Perlahan – lahan aku mulai
mengerti sepenuhnya keadaan di sekitar sini, aku juga baru tahu kalau zomie ini
lebih kebal daripada manusia. Ini membutuhkan peluru ekstra, karena zombie –
zombie itu cukup kebal. Lalu kami melanjutkan menyisir ke lantai dua, hari ini
kami ingin langsung menuju checkpoint. Yaitu di perpustakaan sekolah, yang
terletak di lantai dua dan paling timur. Karena disana tempatnya gelap dan
pengap, sehingga kami kira zombie – zombie itu berada di sana. Sampai di depan
pintu perpustakaan, terlihat pintu perpustakaan dalam keadaan tertutup. Dan
diluar sini sudah tercium bau busuk. Maka tidak salah lagi zombie – zombie itu
memang mengurung diri mereka di dalam perpustakaan.
Kami pun mencoba memperkirakan
ada berapa zombie di dalam sana, kami tidak asal dobrak, jika ada puluhan
zombie didalam dan mereka semua mengejar kami, maka usaha kami akan sia – sia.
Zaki bertanya “Kenapa tidak langsungkita dobrak aja pintunya?”. Aku menjawab
dengan nada rendah “ssstt,,. Jangan berisik, sekarang pikirkan kalau didalam
sana ada puluhan zombie yang siap menginfeksi otak kita”. “Darimana kau tau
kalau di dalam ada puluhan zombie?” Tanya zaki,. “fokus zak,,. Percayalah pada
instingmu,. Instingku bilang disana ada sekitar 25 Zombie..!!” jawabku. Zaki
terkejut “Buset.. kalo gitu mending kita cari taktik lani saja,, ayo cepat
keluar dari sini !!”
Setelah kami memutuskan pergi
dari ruangan depan perpustakaan, kami menuju belakang sekolah. Sewaktu kami
meninggalkan tempat tersebut, tiba – tiba pintu perpustakaan terbuka dengan
sendirinya dan aku melihat banyak zombie didalam ruangan itu. “CEPAT LARI
ZAK,,!!!” teriak ku,,. Kami pun lari sekencang – kencangnya sampai pojok barat
lantai dua sekolah. Zombie – zombie itu ternyata tdak mengejar kami, mungkin
karena pada saat ini sekitar pukul 12:00 siang dan cuaca sangat terik, mungkin
mereka takut sinar matahari.
Kami lekas akan turun memalui
tangga di timur sekolah, namun langkah kamii terhenti karena ada 3 zombie yang
berada di bawah tangga. Zombie itu melihat kami..!! mereka langsung mencoba
menaiki tangga,. Sudah pasti mereka ingin menangkap kami,,. Kami dengan cepat
menodongkan senjata kami dan menembaki mereka dan salah satu dari zombie itu
berhasil aku tembak tepat di kepalanya (headshot). Tiga zombie itu sudah mati,
aku melihat ke belakang dan melihat sekumpulan zombie dari perpustakaan ada
yang mampu keluar dari ruang perpustakaan,,. Sontak kami lari menuruni tangga
barat dan menyelamatkan diri ke belakang sekolah.
Bersambung….
0 komentar:
Posting Komentar