Subscribe:

Kamis, 21 Agustus 2014

Zombies At School – Episode 4 (Cakaran Zombie Di Kakiku)




Setelah aku putuskan untuk menghemat peluru. Aku mulai enjoy di dalam masalah, entah sudah berapa zombie yang berhasil aku bunuh,. Dan masih mengharapkan perangkap lalat yang aku pasang itu mendapatkan hasil. Namun jika aku sudah mendapatkan lalat bervirus itu,. Bukan berarti masalah ini selesai,. Karena zombie – zombie itu masih bisa menginfeksi orang normal di kampung dekat sekolah.

Waktu sudah menunjukkan pukul 3:00 sore. Dan kami pun memeriksa perangkap lalat  yang kupasang tadi. Perangkap pertama yang terdapat didepan kantor guru hasilnya nihil. Karena kami dari tadi di tempat ini menembaki zombie – zombie yang terus muncul. Lalu perangkap kedua yang ada di lantai satu yang kami pasasng di dalam Lab. Pemasaran berhasil menangkap beberapa lalat. Namun, lalat yang kami cari tidak terperangkap di perangkap ini. Kami sangat berharap pada perangkap ke 3 yang kami pasang. Dan di perangkap nomor 3 yang kami pasang di dekat gerbang tengah dan kuberi alat pemanggil serangga membuahkan hasil,. Harapan kami pun terkabul. Di perangkap ini cukup banyak lalat yang terperangkap dan ada satu lalat yang cocok dengan ciri – ciri. Yaitu pada bagian belakangnya berwarna putih,.


“Yea,,!! Akhirnya ketangkap juga kau!!” teriakku senang. Zaki melihat – lihat lalat yang terjebak “yang mana sih lalatnya?”,. lalu ku tunjukkan lalat nya ke zaki “ini lo,. Yang bagian belakangnya berwarna putih”,. Lalu zaki menjawab “ooo, yang ini” sambil menunjuk lalat bervirus itu, “lalu mau kita apakan lalat ini?” tanya zaki. Aku pun mengeluarkan botol bekas vitamin yang berbentuk tabung,. “kita masukkan lalat itu kesini, namun jangan sampai terkena tangan, kita belun tau efeknya” kataku. “oh begitu ya,. Lalu mau diapakan jim?” tanya zaki lagi. Lantas ku jawab “ akan aku kirim lalat ini ke tempat profesor Bramantyo, supaya aman dan untuk penelitian lebih lanjut zak”

Target  pertama sudah kami dapatkan, namun bukan berart masalah ini selesai,. Masih ada tugas besar untuk kami,. Yaitu memberantas zombi – zombie yang ada di sekolah ini. Setelah mendapatkan target pertama itu, kami langsung pulang dan aku mengirimkan lalat itu ke prof. Bramantyo,. Sewaktu aku meminta alamat Profesor,. Dia memberiku sebuah alamat dan langsung saja ku kirimkan lalat itu melalui jasa pengiriman paket,. Dari botol sekecil tempat vitamin itu aku masukkan ke toples plastik besar dan aku tambah batu supaya terkesan berat,. Ya seperti itulah saran dari Profesor. Lalu alamat yang aku dapatkan dari Profesor itu aku cari di Google Maps,. Dan ternyata alamat itu adalah alamat sebuah hotel di Yogyakarta. Mungkin ini salah satu trik dari Profesor agar aku tidak dapat mengetahui dimana Laboratorium rahasia itu berada.

Keesokan harinya. Aku dan Zaki kembali ke sekolah,. Dan aku pun menceritakan kepada Zaki semua informasi yang aku dapatkan kemarin. Lalu setelah Zaki paham, dia langsung bicara “AYO BERBURU..”. “ehh, bentar dulu zak, kau sadar tidak? Sudah banyak zombie yang kita bunuh,. Tapi masih ada aja zombie yang berkeliaran?” kataku. Zaki menjawab “hmm, iya juga ya,,? Kau tau penyebabnya?”. “jadi Javanis Zombie ini takut sama sinar matahari. Nah, mereka tu keluar dari area sekolah ini pada malam hari dan menginfeksi warga di sekitar kampung ini.” Jelasku. Zaki pun bertanya lagi “Tapi anehnya, mengapa zombie - zombie itu tetap mendiami sekolah kita? Bukan di tempat lain?”.”hmm,. kalau itu aku tidak tau zak” jawabku, karena aku memang belum tau.

Dengan sudah tertangkapnya lalat bervirus itu,. Kami semakin semangat memberantas semua zombie yang ada. Karena pagi ini Profesor tidak mengirimi aku amunisi terutama untuk senjata jenis assault,. Aku hanya menggunakan pistol revolver jenis Phyton,. Aku tau pistol ini hanya berisi enam peluru,. Namun demage nya cukup besar. Manusia normal yang terkena satu tembakan dari pistol ini di badannya aja langsung bisa mati. Namun untuk zombie,. Mungkin membutuhkan peluru lebih dari satu. Dengan enam peluru itu aku berhasil membunuh dua zombie yang menghadangku di depan kelas 10 Multimedia 2. Setelah zombie itu tergeletak, ku pikir dia sudah mati. Dan tanpa ku sadari dia ternyata masih hidup dan mencakar kaki ku. Aku berteriak “AAARRGGHH.,.!!!” rasanya sangat sakit,. Seperti di sayat menggunakan pisau tertajam yang dibakar. Zaki melihat aku di cakar zombie, dengan cepat dia langsung menembak zombie itu hingga benar – benar mati. Lalu Zaki menyeretku di depan ruang guru dimana cahaya matahari sudah sangat cerah menyinari tempat itu.

“Jim..! apa yang harus aku lakukan?” tanya Zaki panik. “Ambil suntikan vaksin di dalam tas ku,. Bentuknya yang mirip pistol air.” Jawabku. Zaki mengeluarkan suntikan yang ku maksud dan berkata “yang ini bukan jim?”,. dengan nada lemas ku jawab “Iya,,”. Zaki pun langsung menyuntikan vaksin itu ke bagian lenganku. Sontak nafasku ter engah – engah, jantungku berdebar keras. Lalu pandanganku jadi kabur dan akhirnya aku pingsan tak sadarkan diri. Sekitar pukul 4:00 sore aku baru siuman. Dan yang pertama aku lihat adalah Zaki yang berada di sampingku.

“Zak..” kataku,. Zaki tidak menodongkan senjata kepadaku,. Aku tak tau apa yang dipikirkannya,. Tetapi dia malah bertanya kepadaku “oh, kau sudah sadar jim., apa kamu sekarang adalah zombie?”. “jangan ngaco, zombie tidak bisa bicara zak,. Kau harus tau itu” jawabku. “heh jim, lihatlah.,, lukamu sudah sembuh,!” kata Zaki. Lalu ku lihat lukaku dan lukaku benar benar langsung sembuh. “wow, vaksi itu bekerja sempurna,. Namun sayangnya vaksin itu hanya bisa bekerja untuk orang yang baru terinfeksi virus saja. Juga efeknya akan berbeda dg golongan darah yang lain.” Jelasku. “beruntung sekali kamu jim, by the way apa golongan daramu?” tanya Zaki,. “golongan darahku A zak,.” Jawabku singkat. “berarti vaksin ini sangat efektif  untuk orang bergolongan darah A” jelas Zaki.

Untung saja vaksin itu bekerja dengan baik di tubuhku. Jika tidak, aku tak tau akan jadi zombie macam apa aku nanti,. Lagipula, menjadi salah satu zombie yang bermarkas di sekolah itu bukanlah yang aku inginkan,. Siapa juga yang mau menjadi zombie? Bergerak di bawah kesadaran, memakan otak manusia ataupun hewan? Menjijikkan.

Karena hari ini sudah sore, aku pun pulang,. Walaupun di tengah perjalanan aku sempat terjatuh beberapa kali, aku tidak mau pingsan di perjalanan, apalagi di malam hari,. Karena para zombie akan keluar dari persembunyian mereka pada malam hari dan mereka akan mencari otak untuk perkembangbiakan virus tersebut dengan cara menginfeksi ke manusia normal. Jika mereka berhasil menginfeksi manusia normal, maka dalam waktu 15 menit manusia itu sudah positif menjadi zombie.

Untungnya, aku sampai dirumah dengan selamat. Dan aku lekas mengecek inbox emailku,. Profesor Bramantyo mengirim satu pesan kepadaku, isinya informasi bahwa lalat bervirus itu sudah di isolasi di sebuah Laboratorium yang lokasinya dirahasiakan. Yang jelas, Lab itu masih di kawasan kota Yogyakarta. Dia pun juga berkata bahwa beliau dan para ilmuwan lainnya akan berusaha membuat vaksin untuk orang yang sudah menjadi zombie.

Namun, aku berfikir lain. Sepertinya bagi orang yang sudah terlanjur menjadi zombie sudah tidak bisa tertolong lagi. Mekanisme virus yang telah mencapai otak itu jika mendapat perlawanan ari vaksin yang sudah sempurna pun virus itu malah akan menggerogoti otak si zombie itu. Dan kalau otak sudah digrogoti sampai habis, otomatis zombie itu akan mati dan tidak bisa di sembuhkan. Zombie tetaplah zombie, manusia  yang bergerak di luar keinginannya karena otaknya sudah dikendalikan virus – virus yang terus berkembang biak dan mencari otak lain untuk di inveksi. Entah itu manusia atau hewan, virus ini tetap akan masuk ke bagian otak ke bagian otak dan akan merubahmu menjadi zombie dalam 15 menit.

Hari mulai berganti, dan semenjak aku terkena cakaran zombie kemarin, dan kemarin badanku juga sangat lemas. Hari ini aku tambah lemas., bukan karena aku kurang tidur atau apa,. Tetapi kepalaku terasa sangat sakit dan suhu badanku juga sangat panas. Aku bertanya kepada prof. Bramantyo, kata beliau,. Ini adalah salah satu efek dari vaksin yang disuntikkan ke badanku kemarin. Profesor berkata kalau vaksin yang disuntikkan itu berisi virus baik yang akan melawan virus dari zombe dan juga mencegah virus dari zombie agar tidak bisa menuju otak,. Itulah sebabnya kepalaku terasa sakit.

Karena aku tidak bisa ke sekola hari ini,. Maka Zaki nekat untuk datang ke sekolah sendirian. Padahal hari ini Prof. Bramantyo mengirimkan amunisi ke rumahku. Itu berarti Zaki ke sekolah hanya dengan membawa senjata dan amunisi sisa hari kemarin. Aku khawatir jika dia kehabisan amunisi atau dia terinveksi menjadi zombie. Di sekolah, Zaki mulai menyisir lewat kamar mandi belakang sekolah,. Tempatnya yang seperti lorong, lembab, bau, dan agak gelap karena cahaya matahari yang masuk jumlahnya sedikit. Area itu sebenarnya sudah aku tandai sebagai area berbahaya selain area perpustakaan.

Bersambung…..

0 komentar:

Posting Komentar