Subscribe:

Sabtu, 04 Oktober 2014

Zombies At School – Episode 6 (Lalat Bervirus Yang Bertelur)




        Salah satu temanku yang bernama Sarah secara mengejutkan berada di dalam lab pemasaran. Aku bertanya kepada Sarah, “kamu ngapain disini? Kamu tau kan disini itu berbahaya!”, “tau tuh..! kamu tu cewek tapi nekat.!!” Imbuh Zaki. “eh, aku penasaran tauukk,,! Lagian aku cewek pemberani, jadi ngapain takut..?” jawab Sarah. Walaupun Sarah ini tidak terlihat sebagai seorang cewek yang tomby, tapi dia cukup pemberani juga. Dia berani datang ke sekolah yang penuh zombie ini sendirian.


                “Sebenernya, apa sih tujuanmu sampai bisa nekat kaya gini?” tanyaku. “kan aku udah bilang, aku tuh penasaran... selain itu aku juga mau ngambil gambar makhluk apa itu?.. emm zombie yang ada di sekolah” jawab Sarah. Zaki lekas bertanya “kalo udah dapet fotonya, emangnya mau kamu apain sar??”. “aku buktiin ke orang – orang yang ada di internet kalau zombie itu bener – bener ada,. Trus siapa tau kita juga bisa dapet bantuan disini” jawab Sarah. Dengan cepat aku bilang “JANGAN..!! pokoknya jangan sampai kita mempublikasikan apapun tentang sekolah ini!”.”Memangnya kenapa?” jawab Sarah lantang. Lalu aku jelaskan semuanya kepada Sarah.

                Hampir semua yang aku ketahui sudah aku katakan pada Sarah, dan tidak terasa hari mulai beranjak sore. Mengingat zombie – zombie itu aktif di malam hari atau nokturnal, kami lekas meningalkan area ini. Aku berkata kepada Zaki, “zak, besok kita kesini lagi tunggu aku di depan sekolah tepat pukul 7 pagi ya,.”.”siap jim,. Jangan lupa ya, kalau ada senjata baru, bawain buat aku jim,,” jawab Zaki. “eh eh,, aku besok ikut yaa,, boleh kan?” sahut Sarah. Zaki membentak “jangan jim!! Cewek itu rempong, ga banyak juga gunanya, nyusahin pula,, reweel..!!”.”Heh, lu jangan asal ngomong ya! Aku mungkin ga banyak gunanya, tapi aku bisa jaga diri dan ga rempong apalagi rewel,! Jangan nganggep semua cewek itu sama,,!” jelas Sarah. Sambil memegang punggung Zaki, aku berusaha melerai mereka “Sudah Zak, gapapa,. Siapa tau Sarah bisa membantu”, “yaudahlah.. kalau kau bilang begitu,. Mungkin kamu ada benarnya juga,” jawab Zaki. Sarah pun berkata dengan lega “Thanks ya jim, zak” dengan tersenyum. Sampai di rumah, aku tidak menyangka,. Ternyata seluruh warga di kampungku sudah di ungsikan ke pulau kalimantan,. Dan aku hanya mendapatkan sepucuk memo dari ibuku menggantung di pintu depan



                Hal yang sama terjari pada Sarah dan Zaki, mungkin saja mereka sudah mencoba menghubungi kami, tapi saat itu aku lihat di ponselku, sejak tadi pagi tidak ada sinyal., mungkin kemarin, pemerintah sudah mengetahui akan keberadaan zombie disini dan melakukan evakuasi besar – besaran terutama di daerah Yogyakarta.

                Esok harinya, kami sudah standby di depan sekolah. “mana nih Sarah! Jam segini  belum dateng juga!” tanyaku ke Zaki,. “kan udah aku bilang, cewek itu cuma nyusahin.,” jawab Zaki. Setelah menunggu sekitar 30 menit, Sarah pun baru datang. “Sori guys, tadi aku bangun kesiangan soalnya tadi malem aku tidurnya kemaleman gara – gara mikirin zombie” jelas Sarah. “yaudah, sekarang siapkan mentalmu dan ayo masuk, oh iya sar, ini buat kamu” kataku sambil memberi senjata assault ke Sarah. “uhh,, berat banget nih senjatanya, ada yag lebih ringan engga?” keluh Sarah. Zaki menjawab “mau ringan? Bikin aja ketapel trus ambil krikil sana..!”.”Ihh, nyebelin banget sih lu zak!” sahut Sarah. “Sssshh! Udah – udah, jangan ribut terus, siapin aja semua yang kalian perlukan” kataku.

                Sewaktu berjalan memasuki area sekolah, Sarah bertanya kepadaku “Jim, berarti kamu tu cowok yang gapunya perasaan ya?”.”Loh, kok kamu bisa bilang gitu sar?” jawabku terkejut,. “Lha itu buktinya, kamu tega mbunuh temen – temen kamu sendirim juga guru – guru kamu sendiri, zombie – zombie itu kan juga manusia jim, apalagi banyak diantara mereka itu orang – orang yang kamu kenal juga ya kan jim?” jelas Sarah. Aku pun menjawab “Asal kamu tau sar, mereka itu udah bukan manusia lagi sar, jika virus yang sudah masuk ke orak manusia normal, dalam 15 menit manusia itu sudah menjadi zombie. Juga saat ini vaksin yang ada hanya bisa digunakan untuk mengobati yang baru terkena infeksi, bukan yang sudah menjadi zombie.” Jelasku. Sarah pun menganggukan kepalanya memperlihatkan kalau dia sudah mengerti. Namun, kulihat raut mukanya, sepertinya Sarah masih tidak tega kalau hendak membunuh teman – temannya sendiri yang sudah menjadi zombie.

                Sampai belakang sekolah, aku menyuruh Sarah dan Zaki menyusuri lantai 1 dan aku sendirian menyisir lantai 2, Zaki pun protes “Ahh, aku gamau kalau sama dia..! ntar aku cuma bisa ngrepotin mulu,,!”. “ihh siapa juga yang mau sama kamu, mending aku sama kamu aja gimana jim?” sahut Sarah. “yaudah lah, zak! Kamu ambil lantai atas, aku sama Sarah ambil lantai bawah” kataku. “emang ya kalian dari dulu gabisa akur” imbuhku.

                “Oke, kita berpencar di persimpangan tangga belakang dan kamar mandi belakang” suruh Zaki. Belum juga kami sampai berpencar di persimpangan sudah ada zombie yang jongkok, memang aneh. Tetapi zombie itu benar  -  benar  jongkok. Ku suruh Sarah untuk membunuh zombie itu. “cepat kau bunuh zombie itu sar!” karena Sarah kenal dengan zombie itu, Sarah langsung teriak “jim! Itu Joni..!! masak aku tega bunuh dia!”.”udah aku bilang dia itu sudah bukan manusia lagi, kalau kamu diem aja, malah kamu nanti yang akan berakhir kaya dia!” jelasku,. “iyasih, tapi....” jawab Sarah terlihat bingung. Zombie itu pun sadar akan keberadaan kami, lalu dengan tergesa – gesa zombie itu berlari ke arah kami dengan berteriak keras,. “CEPETAN SAR..!! TEMBAKK..!!” teriakku. Dengan mata tertutup Sarah menarik pelatupnya, dia pun menembak tak tentu arah. Untungnya, beberapa peluru berhasil mengenainya dan kena di bagian kepala joni,. Zombie joni pun tersungkur mati.

                Tangan Sarah pun gemetar dan menjatuhkan senjatanya. Nafasnya terengah – engah dan sepertinya sangat ketakutan. Lanjut aku tanya “kau tidak apa – apa sar?”. “sepertinya, aku tidak sanggup jim” jawab Sarah ketakutan. Sedangkan Zaki pun langsung saja naik menyisir lantai atas. “walah,, nanti lama kelamaan kamu juga bakal sanggup” kataku. Sarah nampak masih terdiam lalu aku suruh Sarah untuk mengambil kembali senjatanya dan kusuruh dia tetap berada di belakangku. “lalu aku masuk area kamar mandi belakang sekolah, kubuka pintu kamar mandi pertama dengan kakiku, mungkin karena aku membukanya terlalu keras, maka pintu itu sewaktu membentur tembok menghasilkan suara yang keras,. Sontak aku lihat ada 2 zombie dari kamar mandi yang belum aku buka. Dengan sigap aku tembak mereka sampai mereka tersungkur di lantai!. Yang ku dengar selain suara tembakan ku adalah suara jeritan dari Sarah.

                Lekas ku berkata ke Sarah “Sar, jangan njerit gitu dong, nanti jika zombie – zombie yang lain denger jeritanmu, mereka bakal kesini semua dan kita yang repot..!”. “iya jim, maap maap..” jawab Sarah sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Lalu kami berjalan lurus dan sampai di gudang tengah tempat menyimpan kardus – kardus dan kursi meja rusak. Disana aku melihat ada 3 zombie yang menghadap ke tembok, aku menunjukkan jari telunjukku ke depan mulut isyarat agar tetap diam, Sarah pun mengerti dan mengangguk – anggukkan kepalanya bertanda ia mengerti.

                Aku sendiri heran, zombie – zombie ini memiliki karakteristik yang sangat berbeda dari zombie yang pernah aku ketahui, entah dari film ataupun video game. Memang aneh, virus yang menginfeksi dan sampai otak korban, lalu virus itu bisa membuat anggota badan bergerak tak menentu dan tidak dikehendaki. Karena zombie – zombie itu menghadap tembok, maka dengan mudah aku menembakinya dari belakang. Kami keluar dari gudang itu, lalu tiba – tiba HP ku berbunyi. Itu sangat aneh, karena aku tau disini tidak ada sinyal, tapi bagaimana hp ku bisa menerima pesan masuk? Segeralah aku buka sms itu, sewaktu membaca,. Aku sangat terkejut dengan sms itu ternyata dari Poff. Bramantyo. Disitu tertulis bahwa lalat bervirus kemarin sudah pernah bertelur, dan dari 100% telurnya 1% nya pasti akan membawa virus seperti induknya.

                Itu berarti, jika lalat itu bertelur sebanyak 100 butir, maka ada 1 butir yang akan menjadi larva à pupa à lalu akan menjadi lalat bervirus yang bisa meninggalkan virusnya pada makanan, bangkai, bahkan mayat zombie. Dan kami pun tidak tau dimana lalat itu berada, lalat itu kecil, terbangnya juga cepat, namun antara lalat dan virus itu adalah simbiosis mutualisme, dan kini aku sudah tau kalau zombie – zombie itu menjadikan sekolahanku sebagai markas mereka, mungkin karena sekolahku cenderung gelap dan banyak ruang yang cocok sebagai tempat persebunyian mereka,. Dan mungkin lalat bervirus itu akan ke sekolah ini lagi dan tidak akan pergi jauh dari sekolah ini.,

                “Aaaa., Sial.!” Keluhku. “Ada apa jim?” tanya Sarah. “Baca aja sendiri” jawabku sambil memberikan HP ku kepada Sarah. Sarah pun membacanya dengan serius, selesai membaca dia bertanya kepadaku “Terus kita mau ngapain jim?” tanya Sarah. Lalu aku di kursi yang berada di depan gudang tengah dan menarik nafas dalam – dalam, “huh .. aku gatau harus gimana sar, semakin hari zombie – zombie ini terus saja bertambah, warga sekitar sini pun juga sudah menjadi zombie dan ikut mendiami sekolah ini”. “HA? Serius kamu jim? Kalau disini sudah banyak, dimana mereka sekarang?” tanya Sarah penasaran. “semua pada di perpustakaan sar., disana sudah seperti kerajaan zombie. Coba aja kamu pergi ke depan perpus, pasti baunya busuk banget” jelasku.
                Lalu Zaki terlihat turun dari tangga tengah.,


Bersambunng.....

0 komentar:

Posting Komentar