Salah satu temanku yang bernama Sarah secara mengejutkan
berada di dalam lab pemasaran. Aku bertanya kepada Sarah, “kamu ngapain disini?
Kamu tau kan disini itu berbahaya!”, “tau tuh..! kamu tu cewek tapi nekat.!!”
Imbuh Zaki. “eh, aku penasaran tauukk,,! Lagian aku cewek pemberani, jadi
ngapain takut..?” jawab Sarah. Walaupun Sarah ini tidak terlihat sebagai
seorang cewek yang tomby, tapi dia cukup pemberani juga. Dia berani datang ke
sekolah yang penuh zombie ini sendirian.
“Sebenernya,
apa sih tujuanmu sampai bisa nekat kaya gini?” tanyaku. “kan aku udah bilang,
aku tuh penasaran... selain itu aku juga mau ngambil gambar makhluk apa itu?..
emm zombie yang ada di sekolah” jawab Sarah. Zaki lekas bertanya “kalo udah
dapet fotonya, emangnya mau kamu apain sar??”. “aku buktiin ke orang – orang
yang ada di internet kalau zombie itu bener – bener ada,. Trus siapa tau kita
juga bisa dapet bantuan disini” jawab Sarah. Dengan cepat aku bilang
“JANGAN..!! pokoknya jangan sampai kita mempublikasikan apapun tentang sekolah
ini!”.”Memangnya kenapa?” jawab Sarah lantang. Lalu aku jelaskan semuanya
kepada Sarah.
Hampir
semua yang aku ketahui sudah aku katakan pada Sarah, dan tidak terasa hari
mulai beranjak sore. Mengingat zombie – zombie itu aktif di malam hari atau
nokturnal, kami lekas meningalkan area ini. Aku berkata kepada Zaki, “zak,
besok kita kesini lagi tunggu aku di depan sekolah tepat pukul 7 pagi
ya,.”.”siap jim,. Jangan lupa ya, kalau ada senjata baru, bawain buat aku
jim,,” jawab Zaki. “eh eh,, aku besok ikut yaa,, boleh kan?” sahut Sarah. Zaki
membentak “jangan jim!! Cewek itu rempong, ga banyak juga gunanya, nyusahin
pula,, reweel..!!”.”Heh, lu jangan asal ngomong ya! Aku mungkin ga banyak
gunanya, tapi aku bisa jaga diri dan ga rempong apalagi rewel,! Jangan nganggep
semua cewek itu sama,,!” jelas Sarah. Sambil memegang punggung Zaki, aku
berusaha melerai mereka “Sudah Zak, gapapa,. Siapa tau Sarah bisa membantu”,
“yaudahlah.. kalau kau bilang begitu,. Mungkin kamu ada benarnya juga,” jawab Zaki.
Sarah pun berkata dengan lega “Thanks ya jim, zak” dengan tersenyum. Sampai di
rumah, aku tidak menyangka,. Ternyata seluruh warga di kampungku sudah di
ungsikan ke pulau kalimantan,. Dan aku hanya mendapatkan sepucuk memo dari
ibuku menggantung di pintu depan
Hal
yang sama terjari pada Sarah dan Zaki, mungkin saja mereka sudah mencoba
menghubungi kami, tapi saat itu aku lihat di ponselku, sejak tadi pagi tidak
ada sinyal., mungkin kemarin, pemerintah sudah mengetahui akan keberadaan
zombie disini dan melakukan evakuasi besar – besaran terutama di daerah
Yogyakarta.
Esok
harinya, kami sudah standby di depan sekolah. “mana nih Sarah! Jam segini belum dateng juga!” tanyaku ke Zaki,. “kan
udah aku bilang, cewek itu cuma nyusahin.,” jawab Zaki. Setelah menunggu
sekitar 30 menit, Sarah pun baru datang. “Sori guys, tadi aku bangun kesiangan
soalnya tadi malem aku tidurnya kemaleman gara – gara mikirin zombie” jelas
Sarah. “yaudah, sekarang siapkan mentalmu dan ayo masuk, oh iya sar, ini buat
kamu” kataku sambil memberi senjata assault ke Sarah. “uhh,, berat banget nih
senjatanya, ada yag lebih ringan engga?” keluh Sarah. Zaki menjawab “mau
ringan? Bikin aja ketapel trus ambil krikil sana..!”.”Ihh, nyebelin banget sih
lu zak!” sahut Sarah. “Sssshh! Udah – udah, jangan ribut terus, siapin aja
semua yang kalian perlukan” kataku.
Sewaktu
berjalan memasuki area sekolah, Sarah bertanya kepadaku “Jim, berarti kamu tu
cowok yang gapunya perasaan ya?”.”Loh, kok kamu bisa bilang gitu sar?” jawabku
terkejut,. “Lha itu buktinya, kamu tega mbunuh temen – temen kamu sendirim juga
guru – guru kamu sendiri, zombie – zombie itu kan juga manusia jim, apalagi
banyak diantara mereka itu orang – orang yang kamu kenal juga ya kan jim?”
jelas Sarah. Aku pun menjawab “Asal kamu tau sar, mereka itu udah bukan manusia
lagi sar, jika virus yang sudah masuk ke orak manusia normal, dalam 15 menit
manusia itu sudah menjadi zombie. Juga saat ini vaksin yang ada hanya bisa
digunakan untuk mengobati yang baru terkena infeksi, bukan yang sudah menjadi
zombie.” Jelasku. Sarah pun menganggukan kepalanya memperlihatkan kalau dia
sudah mengerti. Namun, kulihat raut mukanya, sepertinya Sarah masih tidak tega
kalau hendak membunuh teman – temannya sendiri yang sudah menjadi zombie.
Sampai
belakang sekolah, aku menyuruh Sarah dan Zaki menyusuri lantai 1 dan aku
sendirian menyisir lantai 2, Zaki pun protes “Ahh, aku gamau kalau sama dia..!
ntar aku cuma bisa ngrepotin mulu,,!”. “ihh siapa juga yang mau sama kamu,
mending aku sama kamu aja gimana jim?” sahut Sarah. “yaudah lah, zak! Kamu
ambil lantai atas, aku sama Sarah ambil lantai bawah” kataku. “emang ya kalian
dari dulu gabisa akur” imbuhku.
“Oke,
kita berpencar di persimpangan tangga belakang dan kamar mandi belakang” suruh
Zaki. Belum juga kami sampai berpencar di persimpangan sudah ada zombie yang
jongkok, memang aneh. Tetapi zombie itu benar
- benar jongkok. Ku suruh Sarah untuk membunuh zombie
itu. “cepat kau bunuh zombie itu sar!” karena Sarah kenal dengan zombie itu,
Sarah langsung teriak “jim! Itu Joni..!! masak aku tega bunuh dia!”.”udah aku
bilang dia itu sudah bukan manusia lagi, kalau kamu diem aja, malah kamu nanti
yang akan berakhir kaya dia!” jelasku,. “iyasih, tapi....” jawab Sarah terlihat
bingung. Zombie itu pun sadar akan keberadaan kami, lalu dengan tergesa – gesa
zombie itu berlari ke arah kami dengan berteriak keras,. “CEPETAN SAR..!!
TEMBAKK..!!” teriakku. Dengan mata tertutup Sarah menarik pelatupnya, dia pun
menembak tak tentu arah. Untungnya, beberapa peluru berhasil mengenainya dan
kena di bagian kepala joni,. Zombie joni pun tersungkur mati.
Tangan
Sarah pun gemetar dan menjatuhkan senjatanya. Nafasnya terengah – engah dan
sepertinya sangat ketakutan. Lanjut aku tanya “kau tidak apa – apa sar?”.
“sepertinya, aku tidak sanggup jim” jawab Sarah ketakutan. Sedangkan Zaki pun
langsung saja naik menyisir lantai atas. “walah,, nanti lama kelamaan kamu juga
bakal sanggup” kataku. Sarah nampak masih terdiam lalu aku suruh Sarah untuk
mengambil kembali senjatanya dan kusuruh dia tetap berada di belakangku. “lalu
aku masuk area kamar mandi belakang sekolah, kubuka pintu kamar mandi pertama
dengan kakiku, mungkin karena aku membukanya terlalu keras, maka pintu itu
sewaktu membentur tembok menghasilkan suara yang keras,. Sontak aku lihat ada 2
zombie dari kamar mandi yang belum aku buka. Dengan sigap aku tembak mereka
sampai mereka tersungkur di lantai!. Yang ku dengar selain suara tembakan ku
adalah suara jeritan dari Sarah.
Lekas
ku berkata ke Sarah “Sar, jangan njerit gitu dong, nanti jika zombie – zombie
yang lain denger jeritanmu, mereka bakal kesini semua dan kita yang repot..!”.
“iya jim, maap maap..” jawab Sarah sambil menutup mulutnya dengan kedua
tangannya. Lalu kami berjalan lurus dan sampai di gudang tengah tempat
menyimpan kardus – kardus dan kursi meja rusak. Disana aku melihat ada 3 zombie
yang menghadap ke tembok, aku menunjukkan jari telunjukku ke depan mulut
isyarat agar tetap diam, Sarah pun mengerti dan mengangguk – anggukkan
kepalanya bertanda ia mengerti.
Aku
sendiri heran, zombie – zombie ini memiliki karakteristik yang sangat berbeda
dari zombie yang pernah aku ketahui, entah dari film ataupun video game. Memang
aneh, virus yang menginfeksi dan sampai otak korban, lalu virus itu bisa
membuat anggota badan bergerak tak menentu dan tidak dikehendaki. Karena zombie
– zombie itu menghadap tembok, maka dengan mudah aku menembakinya dari
belakang. Kami keluar dari gudang itu, lalu tiba – tiba HP ku berbunyi. Itu
sangat aneh, karena aku tau disini tidak ada sinyal, tapi bagaimana hp ku bisa
menerima pesan masuk? Segeralah aku buka sms itu, sewaktu membaca,. Aku sangat
terkejut dengan sms itu ternyata dari Poff. Bramantyo. Disitu tertulis bahwa
lalat bervirus kemarin sudah pernah bertelur, dan dari 100% telurnya 1% nya
pasti akan membawa virus seperti induknya.
Itu
berarti, jika lalat itu bertelur sebanyak 100 butir, maka ada 1 butir yang akan
menjadi larva à
pupa à
lalu akan menjadi lalat bervirus yang bisa meninggalkan virusnya pada makanan,
bangkai, bahkan mayat zombie. Dan kami pun tidak tau dimana lalat itu berada,
lalat itu kecil, terbangnya juga cepat, namun antara lalat dan virus itu adalah
simbiosis mutualisme, dan kini aku sudah tau kalau zombie – zombie itu
menjadikan sekolahanku sebagai markas mereka, mungkin karena sekolahku
cenderung gelap dan banyak ruang yang cocok sebagai tempat persebunyian
mereka,. Dan mungkin lalat bervirus itu akan ke sekolah ini lagi dan tidak akan
pergi jauh dari sekolah ini.,
“Aaaa.,
Sial.!” Keluhku. “Ada apa jim?” tanya Sarah. “Baca aja sendiri” jawabku sambil
memberikan HP ku kepada Sarah. Sarah pun membacanya dengan serius, selesai
membaca dia bertanya kepadaku “Terus kita mau ngapain jim?” tanya Sarah. Lalu
aku di kursi yang berada di depan gudang tengah dan menarik nafas dalam –
dalam, “huh .. aku gatau harus gimana sar, semakin hari zombie – zombie ini
terus saja bertambah, warga sekitar sini pun juga sudah menjadi zombie dan ikut
mendiami sekolah ini”. “HA? Serius kamu jim? Kalau disini sudah banyak, dimana
mereka sekarang?” tanya Sarah penasaran. “semua pada di perpustakaan sar.,
disana sudah seperti kerajaan zombie. Coba aja kamu pergi ke depan perpus,
pasti baunya busuk banget” jelasku.
Lalu
Zaki terlihat turun dari tangga tengah.,
Bersambunng.....
0 komentar:
Posting Komentar